Pulang dari Sekolah cepat-cepat dia menulis Surat Cinta yang dipesan oleh sahabatnya. Dengan gaya anak remaja yang sedang menuju jenjang kesuksesan yang diiringi rokok dalam membantu menulis apa yang sedang dipikirkannya. Dia berpikir sejenak. Merangkai kata-kata yang paling indah. Lalu diambilnyalah lembaran kertas serta pulpen yang digunakan untuk menulis. Mulailah dia mencoretkan tinta pulpennya sedikit demi sedikit diatas kertas yang menjadi surat cinta pedro.
Sri yang mempesona.
Dinaunganku selalu terbayang wajah mu yang mempesona bagaikan Juliet, tapi masih lebih mempesona dan jelitanya apa yang sedang aku hadapi kini.
Senyuman lesung pipitmu serta barisan gigi putih yang berkilauan bagaikan salju yang ada di Kutub, membuat ku tak berdaya jika melihatmu.
Termenung sejenak, memikirkan inspirasi yang baru. Kembali lagi dia menuliskan apa yang melintas dipikirannya.
Engkau pasti banyak diincar oleh kumbang-kumbang yang melihatmu.
Aku adalah salah satu dari sekian banyak kumbang yang terperangkap dalam jaringan cintamu.
Janganlah engkau jadikan aku sebagai kumbang yang bersedih yang tak bisa masuk dalam jaringan cintamu.
Biarkanlah bunga melati ini mekar dalam hatimu, dengan siraman air anggur yang melekat.
Aku sangat berharap jika aku dapat menyiram bunga melati itu dengan air anggur, dengan cinta yang membara dalam hatiku.
Semurni hatiku…. Semurni cintaku padamu…. Akan aku tunggu.
Dibuatnyalah nama Pedro sebagai penulis surat. Lalu dimasukkan ke dalam amplop berwarna merah jambu yang dihiasi bunga-bunga melati. Dituliskannya nama dan alamat pedro. Selesai sudah surat cinta yang dibuatnya itu.
***
Pagi harinya disekolah. Lianju membrikan surat cinta itu kepada Pedro. Dibawanyalah surat itu lalu dititipkan kepada sahabat terdekat Sri. Dengan rasa kaget, Sri menerima surat dari Pedro. Dibacakannyalah surat itu. Sepertinya isi surat itu masuk ke dalam hati Sri. Dia membacanya berulang-ulang kali. Lalu dibalasnyalah surat itu.
Pedro!
Rasanya tak lengkap jika tak melihat sebagaian darimu.
Kini bunga melati itu semakin mekar. Kerena adanya hati yang dapat menyiramnya dengan air anggur.
Kini kumbang itu masuk dalam jaringan cinta dan menutup kumbang lain yang ingin masuk dalamnya. Hatiku merasa bahagai karena kumbang yang satu ini merupakan kumbang pilihan dari ribuan kumbang lain.
Sekarang, tanpa perlu kuucapkan, barang kali kamu sudah bisa menebak perasaanku kepada kumbang yang datang dalam jaringan cintaku.
Kumbang itu akan selalu aku aku tunggu untuk datang menjemputku dikala kesendirian.
Surat itu lalu dimasukkan kedalam amplop berwarna merah jambu yang dihiasi gambar sepasang remaja yang sedang berdekapan. Dikirimnyalah surat itu kesalah satu teman sekolah Pedro. Dengan rasa hati yang penasaran, cepat-cepat Pedro membukakan surat balasan atas cintanya.
“Bagaimana?, apa isi suratnya!” kata Lianju sambil merampas surat yang ada ditangannya.
“Suratku diterimanya dengan baik. yehhhh!” teriak Pedro dengan girang.
“Tapi, gak lupa dengan perjanjian kita kan??”
“ya inggak lah, saya gak bakalan lupa. Tenang aja, ok!” yakinkan pedro pada sahabatnya.
Siang itu, Pedro berjalan bersama Lianju sepulang sekolah.
“Ped, coba lihat siapa itu!” ucap Lianju dengan melihat Sri yang berjalan sendirian.
“Itu Sri, cepat kamu kejar. Jelaskan tentang semua apa yang sedang kau rasakan saat ini”
“Oke, mudah-mudahan hari ini adalah hari keberuntunganku” jawab Pedro sambil berlari mengejar Sri yang lagi jalan sendirian.
Dengan badan yang kurang semangat, Lianju berjalan sendirian menuju rumahnya. Sambil berjalan, tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya sosok wanita yang selalu menemaninya sewaktu kecil, yaitu seorang sahabat yang sudah lama meninggalkan dirinya dikala kesepian. Tiba-tiba Lianju dikejutkan sesuatu yang tidak disenanginya.
“tin..tin…..” suara klekson sepeda motor yang kencang mendekatinya dari belakang dan menyenggol lengan Lianju.
”woiii….” Teriaknya dengan kencang kepada pengendara sepeda motor yang menyenggolnya. Lalu turunlah seorang Cewek dari sebuah mobil yang berniat untuk menolong Lianju.
“Kamu tidak kenapa kan?” Tanya cewek itu kepada Lianju.
“Gak. Saya gak pa-pa!” jawab Lianju sambil menggelengkan kepalanya melihat cewek yang berniat baik untuk menolongnya. Dia terkagum melihat kecantikan cewek itu dan lebih herannya lagi dia melihat sebuah benda kenangan yang diberikannya kepada seseorang yang paling dia senangi tergelantung di leher seorang cewek yang cantik.
“Terima kasih!!!” ucap Lianju melihat cewek yang menggunakan kalung yang mirip dengan kalung yang Lianju berikan kepada Lie.
“Kamu memang beneran gak pa-pa kan?, gak perlu dibawa kerumah sakit” Tanya Cewek kembali kepada Lianju.
“iya.. saya tidak apa-apa, terima kasih sudah mau menolongku” jawab Lianju. Datanglah Pedro menuju pembicaraan antara Lianju dan Cewek yang menolongnya.
“Li, Lianju!!!” teriaknya dari jarak yang jauh memanggila sobat dekatnya itu.
“Aku diterima..diterima jadi pacarnya, yee” teriaknya kesenangan. Lianju hanya tersenyum. Cewek itu heran mendengar Pedro mengucapkan nama Lianju.
Di memory nya yang terdalam mengingat kembali nama Lianju yang menjadi kenangan terindahnya semenjak di desa.
“Lianju. Nama kamu Lianju?” Tanya cewek itu.
“Iya, Nama saya Lianju” terangnya.
“Saya, Lie” ucapnya cewek itu sambil memeluk Lianju yang sedang berpikir melayang tentang masa lalunya. Peluk Lie dengan erat atas kerinduannya kepada sahabat sejatinya itu.
Lalu mereka pergi pulang bersama. Kini dua sahabat yang sudah lama tidak berjumpa dipertemukan kembali dengan jalan yang baik. Mereka kini hidup bersama dalam satu cinta yang saling bertemu.
-:: TAMAT ::-