Sebenarnya saya dan beberapa teman-teman dari bandung bermaksud hanya ke Bogor dan tidak ada terlintas di fikiran saya buat ngunjungin Kota Tua Jakara...
Perjalanan pun dimulai, beberapa stasiun telah dilewati hingga sampailah di Stasiun Jakarta Kota.
Stasiun Kereta Api Jakarta Kota (kode: JAKK), dikenal pula sebagai Stasiun Beos adalah stasiun kereta api yang berusia cukup tua di Kota Tua Jakarta dan ditetapkan oleh Pemerintah Kota sebagai cagar budaya. Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan akhir), yang tidak memiliki kelanjutan jalur.
Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Dari stasiun Jakarta Kota, sedikit berjalan kami tiba di suatu tempat yang bernama Kota Tua, disini kami banyak menemukan berbagai bangunan tua dari zaman Belanda dulu yang masih berdiri. Di sekitar tempat itu terdapat juga berbagai hiburan menarik.
Yang pertama saya temukan adalah permainan mendirikan botol dengan gelang yang dihubungkan oleh seutas tali dan kayu.
Dengan mudahnya abangnya ngedirikan botol tersebut sambil memberikan tantangan kepada para prngunjung dengan uang 1000 diberi satu kali kesempatan dan yang berhasil akan mendapat sebuah handphone..
Penasaran saya juga mencobanya, tetapi gak seperi ngelihat abangnya yang dengan mudahnya mendirikan botol tersebut, saya langsun gagal.. :( ....
Setelah itu, kami meneruskan perjalanan sambil mengabadikan beberapa momen-momen keren di sekitar Kota Tua Jakarta...
Pengamen yang keren
Pembuat Tatto
Seniman Lukisan Sketsa
Bangunan Bar zaman Belanda
Mobil dan Motor Unik
Museum Fatahillah
Gedung Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah) mulai dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen sebagai gedung balai kota kedua pada tahun 1626 (balai kota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Menurut catatan sejarah, gedung ini hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Tahun 1648 kondisi gedung sangat buruk. Tanah Jakarta yang sangat labil dan beratnya gedung menyebabkan bangunan ini turun dari permukaan tanah. Solusi mudah yang dilakukan oleh pemerintah Belanda adalah tidak mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi menaikkan lantai sekitar 2 kaki (56 cm). Menurut suatu laporan 5 buah sel yang berada di bawah gedung dibangun pada tahun 1649. Tahun 1665 gedung utama diperlebar dengan menambah masing-masing satu ruangan di bagian Barat dan Timur. Setelah itu beberapa perbaikan dan perubahan di gedung stadhuis dan penjara-penjaranya terus dilakukan hingga menjadi bentuk yang kita lihat sekarang ini.
Ada pemandangan yang kurang enak di sekitar halaman museum yaitu adanya kolam yang menjadi tempat orang membuang sampah... zzz...
Setelah berkutat di daerah Balai Kota Jakarta, Kami mencoba untuk berjalan ke Pelabuhan Sunda Kelapa.. Dan sepeda ontel lah yang menjadi alat transportasi kami kesana..
Susah juga make sepeda gandeng atau sepeda ontel di tengah keramaian jalanan kota jakarta... :(
Setelah sampai kesana, saya juga tak lupa mengabadikan berbagai momen yang terdapat di pelabuhan yang dulunya merupakan pelabuhan utama tersebut..
Kemudia kita beranjak ke Menara Syahbandar yang dulunya digunakan untuk mengawasi perairan dan pelabuhan.
Menara Syahbandar
Setelah berjalan-jalan kami agak foto-foto sekelak....
Mungkin cukup sekian yang dapat saya ceritakan kepada para pembaca, yang mungkin dapat menjadi pertimbangan daerah tujuan wisata anda semua...
Setelah membaca, Mohon Post-kan komentar
Terima Kasih
Yang lainnya :